Pencarian

Panen Padi Kuala Kampar Meningkat, Sumbang 13,76 Persen Produksi Riau

Pelalawan - Produksi padi di Kabupaten Pelalawan tercatat meningkat. Peningkatan tertinggi produksi padi pada tahun 2024 meningkat sebesar 67,7 persen dibandingkan tahun 2023, sehingga menyumbang 13,76 persen produksi padi Provinsi Riau.

Data tersebut terungkap saat kegiatan penanaman padi serentak Indeks Pertanaman (IP) 200 di lahan Optimasi Lahan (Opla) 2024 di Desa Sungai Solok, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, baru-baru ini.

Bupati Pelalawan, H Zukri menyampaikan di Kecamatan Kuala Kampar luas lahan ladang persawahan yang sudah ditanami oleh masyarakat hampir 6.000 hektare. Merupakan potensi luar biasa, namun selama ini masyarakat masih menanam 1 kali setahun.

"Saya kemarin bertanya dengan Pak Kades bagimana cara pengolahan lahanya, ternyata masih ada pakai manual, padahal sudah banyak bantuan alat pertanian di Sungai Solok ini," ungkapnya.

"Saya berharap agar petani lebih serius lagi dalam pengolahan lahan maupun penananaman, karena kalau serius dengan pengolahan yang baik Insyaallah ekonomi petani akan jauh lebih sejahtera," lanjut Bupati Zukri.

Dikatakannya, pemerintah sangat serius agar penanaman IP200 ini bisa terlaksana dengan baik, mulai dari benih, pupuk, maupun herbisida akan dibantu oleh pemerintah.

"Sehingga tinggal bagaiman petani bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Berharap penanaman padi IP200 membawa rahmat dan berkah bagi petani. Mudah-mudahan Kuala Kampar bisa menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Riau," ucapnya. 

Plt Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Riau, M Job Kurniawan dalam menyampaikan bahwa program IP 200 bertujuan untuk meningkatkan produksi padi dengan pola tanam dua kali setahun. 

“Ini adalah bentuk komitmen kita dalam menjawab tantangan kebutuhan pangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.

Lebih lanjut M.Job kurniawan menjelaskan hasil produksi beras Riau yang dihasilkan pada lahan baku sawah 59,181 hektare pada tahun 2024 baru bisa mencukupi 22 persen dari kebutuhan produksi pangan provinsi Riau. 

"Oleh karena itu perlu dilakukan upaya serius dalam penyediaan pangan melalui peningkatan produksi, luas tanam dan panen khususnya di Kabupaten Pelalawan ini," katanya.

Diutarakanya, pihaknya memberikan apresiasi kepada Bupati Pelalawan beserta seluruh jajaran atas peningkatan tertinggi produksi padi 2024, meningkat di Pelalawan sebesar 67,7 persen dibandingkan tahun 2023 sehingga menyumbang 13,76 persen terhadap produksi padi Provinsi Riau. "Namun peningkatan tersebut harus dijaga dan dapat ditingkatkan lagi," harapnya.

Kegiatan ditutup dengan penyerahan secara simbolis bantuan traktor roda 4 satu unit, traktor roda 2 empat unit, rice transplenter 2 unit, pompa air 6 unit dan dilanjutkan penanaman padi oleh pejabat yang hadir bersama petani.

Hadir pada kesempatan itu Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura M Job Kurniawan, Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Sugiono,  Dandim 031/KPR Lektol Inf. Setiawan Hadi Nugroho SH MIP dan Kapolres Pelalawan AKBP Aprizal asri SIK sebagai bentuk sinergi lintas sektor dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui optimalisasi lahan pertanian.

Pelalawan Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Sebelumnya, Wakil Bupati Pelalawan, H Husni Tamrin menghadiri kegiatan High Level Meeting Swasembada Pangan tingkat Provinsi Riau di Gedung Daerah Balai Serindit, Pekanbaru.

Acara dihadiri Direktur Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Dr. Yudi Sastro. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama dalam percepatan dukungan pemerintah daerah untuk mewujudkan swasembada pangan nasional.

Husni Tamrin hadir didampingi Asisten II Setda Pelalawan, Drs. Fakhrizal bersama sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dari Pemerintah Kabupaten Pelalawan.

Kegiatan dibuka Pj. Sekda Provinsi Riau yang membacakan pidato Gubernur Riau. Dalam pidatonya, gubernur menekankan beberapa poin penting, di antaranya peningkatan produksi melalui intensifikasi dan ekstensifikasi, target luas tanam padi dan jagung, serta kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk mendukung petani.

Pada kesempatan tersebut, Husni Tamrin turut menyampaikan pemaparan kepada Pemerintah Provinsi Riau. Ia menekankan pentingnya kejelasan dan kesepakatan luas lahan yang akan digunakan untuk mewujudkan swasembada pangan.

"Kami minta kepada satgas ketahanan pangan untuk bisa memastikan dan menyepakati berapa luas lahan yang dibutuhkan secara konkret untuk mencapai swasembada pangan. Karena sebenarnya, daerah-daerah yang ada di Provinsi Riau memiliki banyak lahan yang siap digarap. Namun, kendala utamanya adalah keterbatasan dana," paparnya.

Husni Tamrin mencontohkan potensi lahan di Kabupaten Pelalawan, khususnya di Pulau Penyalai, yang memiliki sekitar 5.000 hektare lahan persawahan.

"Lahan ini, jika dikelola dengan baik, berpotensi besar untuk mencukupi kebutuhan beras tidak hanya untuk Pelalawan, tetapi juga bisa menopang kebutuhan satu kabupaten tetangga lainnya," ujarnya.

Namun, petani di Pulau Penyalai menghadapi kendala serius dalam mengoptimalkan hasil panen beras, yakni abrasi air laut yang menyebabkan gagal panen berulang.

"Oleh karena itu, kami butuh dukungan teknis, pengamanan wilayah pertanian, serta bantuan infrastruktur pengairan dan tanggul," lanjutnya. 

Husni Tamrin menegaskan, Kabupaten Pelalawan siap mendukung roadmap ketahanan pangan provinsi dan nasional, selama sinergi antara pusat, provinsi, dan kabupaten berjalan optimal, termasuk dalam aspek pendanaan, teknologi, dan pendampingan lapangan.

Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian dalam kegiatan ini menegaskan bahwa perlunya semangat, komitmen bersama serta koordinasi seluruh stakeholder demi kesuksesan swasembada pangan nasional.

"Target Pemerintah Indonesia agar tahun 2025 impor harus dikurangi bahkan ditiadakan, dan pemerintah akan berfokus pada peningkatan pendapatan para petani. Adapun tujuan dilaksanakannya program swasembada pangan ini ialah kemandirian pangan, sehingga produksi cukup dan bisa terjangkau oleh masyarakat kapanpun dan dalam kondisi apapun," jelas Yudi Sastro.

Ia menyampaikan bahwa sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia, ada 4 program utama Pemerintah tahun 2024- 2029 yaitu swasembada pangan, makan bergizi, ketahanan energi (biofuel) dan hilirisasi.

"Yang tak kalah penting dalam menjalankan program swasembada pangan ini adalah semangat dari seluruh pemimpin daerah yang akan dilanjutkan dengan koordinasi, evaluasi dan mencari solusi untuk memecahkan masalah," pungkasnya.

Pada satu kesempatan Bupati Pelalawan menegaskan, guna mewujudkan Kabupaten Pelalawan khususnya Kecamatan Kuala Kampar menjadi lumbung pangan daerah. Maka diperlukan sinergitas lintas sektor dalam menyukseskan program tanam serentak padi.

"Kita tidak bisa bekerja sendiri, karena tanam serentak ini adalah gerakan bersama demi kedaulatan pangan Kabupaten Pelalawan. Maka semua pihak harus terlibat aktif, mulai dari pemerintah daerah, TNI, OPD teknis, hingga masyarakat dan kelompok tani," ucapnya.

Sektor pertanian, terutama tanaman pangan seperti padi, harus menjadi prioritas pembangunan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan. Gerakan tanam serentak diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi, efisiensi waktu tanam, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman secara lebih terstruktur.

“Pangan adalah kebutuhan dasar. Kita harus pastikan masyarakat Pelalawan bisa makan dari hasil bumi Pelalawan sendiri. Ini bagian dari misi besar kita menuju Pelalawan yang mandiri dan menawan," tegasnya.

Bupati Zukri juga menyoroti pentingnya kesiapan infrastruktur pendukung, seperti saluran irigasi, jalan usaha tani, dan alat mesin pertanian (alsintan) serta kesiapan lainnya.***

Penulis: Farikhin