Pekanbaru - Juru bicara Paslon Bermarwah, Misliadi mengatakan pasikologi lawan sedang terganggu dan masuk dalam irama gerakan paslon Bermarwah yang selalu membuat kejutan.
Hal itu disampaikan Anggota DPRD Riau ini, saat diminta tanggapan oleh media terkait pemberitaan salah satu media yang mengatakan 16 point komitmen Ustadz Abdul Somad yang dititip kepada Paslon Bermarwah baru wacana.
"Itu biasa, tandanya psikologi mereka sedang terganggu, setiap gerakan kejutan yang Bermarwah lemparkan ke publik mereka hanya bisa bereaksi spontan berupaya mematahkan," ujar Misliadi, Jumat (27/9/2024).
Pria asal Bengkalis ini mengatakan, tidak kali ini saja hal yang sama juga terjadi saat Bermarwah menyampaikan prestasi ke publik terkait jalan di Pekanbaru.
"Dulu juga sama, saat tim kami mendedahkan prestasi paslon Bermarwah saat menjadi Pj Gubernur, 24 ruas jalan Pekanbaru mulus hanya dalam 5 bulan, mereka mengklaim yang merencanakan, padahal murni kebijakan deskresi Pj Gubernur SF Hariyanto," lanjutnya.
"Saat itu ada usulan surat dari Pj Walikota Pekanbaru meminta 24 ruas jalan dibangun oleh provinsi, karna darurat dan untuk kepentingan rakyat ya dieksekusi oleh pak SF. Hariyanto. Jadi kalau kini mereka bereaksi yang sama tandanya sedang targanggu dan masuk dalam irama gerakan kita," jelas Jubir Bermarwah ini.
Lebih lanjut Misliadi mengatakan bahwa 16 point yang UAS titipkan kepada paslon Bermarwah ini karna UAS ingin mengkonfirmasi kepada publik pasangan bermarwah layak untuk didukung.
"UAS ini kan ulama yang kita tau sangat menjaga integritas, dari dulu ia istiqamah berdakwah sampai kepedalaman, itu dibuktikan jadwal dakwahnya tidak pernah berubah, sekalipun yang minta adalah presiden maupun raja negara tetangga, jika diluar jadwal UAS tidak akan penuhi," ujarnya.
"Sebab itu UAS ini dicintai dan dirindukan Ummat kehadirannya, ia tidak gila hormat dan jabatan duniawi, UAS hanya ingin pemimpin riau ini orang yang amanah, tidak munafik, dalam politik ia berijtihad, hasilnya jatuhlah dukungannya kepada bermarwah," lanjut Misliadi.
Dikatakakannya, 16 point yang dititipkan melalui nota kesepakata beberapa waktu lalu, UAS hanya ingin mengkonfirmasi kepada rakyat Riau, Bermarwah layak didukung. "InsyaAllah amanah, tidak munafik," jelas anggota DPRD Riau 2 periode ini.
Sementara itu mengenai adanya klaim isi point kesepakatan itu sudah ada yang dilaksanakan salah paslon, misliadi tidak membantah, namun patut dikritisi.
"Soal mereka klaim sudah ada point yang dilaksanakan oleh salah satu calon kita tidak menafikan, tapi patut dikritisi, qur'an center misalnya, cuman bangunan mankrak tak ada fungsi, tempat orang mojok dan tidur gelandangan malam hari," kritik Misliadi.
"Bank Riau jadi syariah, benar, tapi menejemen didalam masih banyak PR untuk menerapkan sepenuhnya sistem syariahnya, begitu juga pengelolaan Masjid Agung, justru citranya rusak gara-gara payung yang tak bermanfaat, terindikasi ada mark up dalam pengerjaan proyek," katanya.
"Soal pengelolaan zakat melalui baznaz ada beasiswa dan sebagainya, juga tidak nampak kerja yang prestesiusnya, hanya rutinitas penyaluran agar serapan terealisasi, kalau ini semua prestasi ya di jual dan disampaikan ke publik, faktanya dikritisi netizen, dianggap tidak ada kerya dan prestasi selama 5 tahun memimpin," ungkapnya.
Misliadi teringat testemoni salah satu ulama Riau, Ketua Harian Masjid Agung Annur, Dr Zul Ikromi Lc M.Sy yang sekarang, terhadap sosok Abdul Wahid.
"Bang Abdul Wahid ini luwes dalam berpikir dan visioner. Agaknya beliau paham betul cara berpikir tokoh-tokoh besar Nahdliyin, al-muhafazhah 'ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah (mempertahankan program-program lama yang bagus dan membuat program-program baru yang lebih bagus)," ucapnya
"Pak Wahid tidak perlu gengsi melanjutkan program pejabat sebelumnya selama masih patut untuk dipertahankan. Karena menjadi pelanjut itu tidak berarti memulai segala sesuatu dari nol. Jika semuanya dimulai dari nol karena harus beda, energi hanya akan habis untuk mengedepankan gengsi antar pejabat, rakyat jadi korbannya. Waktu memimpin lima tahun hanya untuk menunjukkan kehebatan kepada pejabat sebelumnya. Bukan itu yang diharapkan rakyat," pesan Ustadz Zul Ikromi.***