Semai Asa di Ladang Sawit, Sekelumit Inspirasi Program Sawit Rakyat bersama PBBM dan PT SBP

Senin, 27 Oktober 2025 | 07:38:15 WIB
Momen kunjungan Wakil Walikota dan DPRK Subulussalam bersama pengurus PBBM serta PT SBP, Kamis (16/10/2025).

Pelalawan - Cuaca pagi, Senin (27/10/2025) terasa hangat, membuka rutinitas pekerja yang sudah tampak sibuk sejak pukul 07.00 WIB. Tunas-tunas sawit tampak tegak, berderet rapi menghampar sejauh mata memandang.

Para pekerja sigap menjalankan tugasnya dengan tertib, menyerakkan pupuk di sekitar pokok tunas. Sebagian lagi sibuk membersihkan gulma yang tampak mulai menjalar. 

Di sudut yang lain, deru mesin excavator menggeliat, membuat parit-parit kecil sebagai sekat kanal untuk menjaga retensi air di sekitar lahan. Dengan begitu, kondisi lahan tetap basah untuk mencegah timbulnya lahan kering 

Potret pagi itu memberi nuansa cerah-segar, setelah pekan sebelumnya hujan lebat sempat mengguyur dengan intens, menyiratkan warna utuh tentang hari kerja pekebun yang tampak antusias untuk mengolah asa di lahan kebun sawit sendiri. 

Si empunya kebun itu adalah mereka yang tergabung ke dalam PBBM (Perkumpulan Batang Balango Mandiri), sebuah wadah petani sawit yang berkedudukan di Desa Sorek Dua, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan. 

Pembentukan PBBM diprakarsai beberapa kelompok tani bersama PT Surya Bratasena Plantation (SBP) selaku mitra petani, menindaklanjuti rencana kerja bersama untuk peremajaan kebun sawit PBBM melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). 

Di atas hamparan lahan seluas ±290 Ha milik PBBM itu, progres peremajaan tengah bergulir. Lewat program PSR, para pengurus dan pekebun anggota PBBM berkesempatan untuk meremajakan kebun sawit mereka dengan skema pendanaan yang bersumber dari BPDP (Badan Pengelola Dana Perkebunan), sebuah unit organisasi non-eselon di bawah Kementerian Keuangan yang bertugas mengelola program pengembangan, peningkatan kapasitas dan inovasi industri kelapa sawit, termasuk program peremajaan sawit rakyat dengan tata kelola yang lebih berkualitas dan berkelanjutan. 

Pelaksanaan replanting lahan PBBM ini terbilang sukses. Pasalnya, dari target luas hektar untuk program PSR di propinsi Riau pada tahun 2025 yaitu 10.800 Ha (target nasional sekitar 180.000 Ha. Sumber: Data BPDP 2025), baru mencapai kurang lebih 56% atau 6048 Ha. 

Persoalan legalitas lahan, kelembagaan pekebun yang belum memadai, trust issue dengan perusahaan mitra, pengetahuan manajerial yang minim, adalah beberapa kendala utama yang gagal dipenuhi oleh kelompok tani untuk mengakses pendanaan dari BPDP tersebut. Ini juga yang menyebabkan realisasi capaian PSR untuk tahun ini tak signifikan. 

Realisasi PSR untuk PBBM seluas 290 Ha tersebut menunjukkan sebuah capaian yang patut diapresiasi. Seluruh proses dan tahapan yang dipersyaratkan oleh badan penyedia dana dipenuhi dengan baik. 

Setidaknya, dengan peremajaan kebun PBBM ini angka persentase realisasi PSR di Kabupaten Pelalawan ikut terderek naik, dimana para pekebun memperoleh nilai manfaat pendanaan dari BPDP sebesar Rp.60 Juta/ Ha, naik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 30 Juta/Ha. 

Salah satu kunci keberhasilan PSR PBBM adalah landasan kemitraannya yang dibangun bersama PT SBP. Jalinan kemitraan dua entitas bisnis ini telah berjalan cukup lama. Tidak serta merta berjalan mulus, tentu saja. Ada pasang-surut, ada riak konflik yang menyertai. 

Namun dinamika itu mampu dikelola dengan bijak, dan kian memperkokoh posisi pekebun secara kelembagaan. Inilah yang menjadi salah satu aspek yang dipersyaratkan kaitannya dengan kelayakan calon penerima manfaat PSR di bawah penilaian Sucofindo selaku lembaga verifikator 

Inspirasi Bagi Daerah Lain 

PT SBP sendiri memiliki peran yang cukup vital menjadi suksesor atas capaian realisasi PSR dan penguatan kelembagaan PBBM. Hal inilah yang memantik Pemerintah Kota Subulussalam, Propinsi Aceh untuk melawat ke Kabupaten Pelalawan pada, Kamis (16/10/2025). 

Agenda lawatan yang dipimpin langsung oleh Wakil Walikota Subulussalam dan didampingi Komisi A dan B DPRK (Dewan Perwakilan Rakyat Kota) itu ingin menyerap sejumlah hal penting tentang tata kelola perkebunan sawit rakyat, pengaturan tanggungjawab sosial perusahaan dan penguatan kebijakan dari sisi pemerintah, serta praktek kemitraan yang dijalankan oleh PT SBP bersama kelompok tani.

“Kabupaten Pelalawan telah menempuh jalan lebih awal untuk pembangunan kemitraan. Untuk itulah, kami ingin belajar dan menyerap pengalaman dari pemerintah Pelalawan, termasuk juga kemitraan PT SBP dengan PBBM untuk program PSR yang pengelolaannya dinilai terbaik pada tahun ini. Dari sini, harapannya dapat kami iintegrasikan ke dalam kebijakan daerah," ungkap Nasir, SE selaku Wakil Walikota Subulussalam pada sesi dialog perkenalan di Kantor Bupati Pelalawan. 

Kedatangan pemerintah Subulussalam itu disambut dengan penuh hangat oleh Pemerintah Kab. Pelalawan yang kala itu diwakili oleh Sekretaris Daerah, Kadisbunak, Akhtar, SE dan beberapa dinas terkait, serta turut didampingi Wakil Ketua DPRD Pelalawan, Baharudin, SH, MH.  

“Kami menyambut baik dan mengapresiasi agenda kunjungan ini. Semoga membawa manfaat dan menginspirasi segala hal yang dipelajari di PT SBP dan kelompok tani," terang Wakil Ketua DPRD Pelalawan dalam sambutannya 

Dalam kesempatan itu, Rafmen selaku Manajer Kemitraan yang mewakili manajemen PT SBP turut menjelaskan bahwa program PSR yang tengah dijalankan bersama PBBM complied dengan standar penilaian pemerintah tentang perkebunan sawit berkelanjutan yang menekankan pada tiga aspek penting, yakni legalitas, proyeksi atas produktivitas, dan prinsip sustainabilitas. 

Aspek legalitas, salah satunya berkaitan dengan status lahan yang “clean-clear”, tidak ada tumpang tindih atau sengketa. Realisasi PSR yang melewati proses verifikasi dan validasi yang ketat, menjadi indikator penting bahwa status lahan kemitraan tersebut telah dimiliki secara legal oleh masing-masing anggota PBBM 

“Program PSR, tidak hanya soal nilai pendanaan, namun lebih jauh ia merupakan dorongan untuk menguatkan kelembagaan pekebun dan mengoptimalisasi produktivitas yang pada gilirannya berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan petani sawit skala kecil. Di samping juga membangun komitmen bersama untuk menjaga aspek lingkungan. PSR yang dijalankan saat ini, setidaknya telah memberi manfaat kepada ±496 keluarga pekebun, yang merupakan anggota PBBM," jelas Rafmen. 

Pasca kunjungan dari pemerintah Kota Subulussalam tersebut, anggota dan pengurus PBBM terus menjaga asa menjalankan program PSR dengan sebaikbaiknya. Rencananya peremajaan itu berjalan dalam 3 tahap. 

Tahap pertama adalah yang tengah berjalan dan memasuki tahap finalisasi, tahap berikutnya menargetkan lahan seluas +150 Ha, dan sekitar ratusan hektar lagi menjadi target pada tahap ketiga. Dalam komentarnya, ketua PBBM, Jamriono, mengungkapkan “Apa yang ditanam hari ini di kebun petani, menjadi simbol bahwa keberkahan itu dimulai dan akan dinikmati di masa mendatang yang mana bersumber dari kebun petani itu sendiri,” tukasnya.***

Sumber: Rilis

Editor   : Farikhin

Tags

Terkini