Pekanbaru - Diundang sebagai narasumber pada Rapat Kerja Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Riau, Calon Gubernur Abdul Wahid dapat apresiasi dari pesesta 12 kab/kota yang hadir.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Pangeran, Selasa (29/10/2024), mengangkat tema 8 klaster kontributif LDII mendorong sumber daya manusia profesional, agamis, berbudaya untuk mewujudkan Riau maju.
Abdul Wahid dalam paparannya menyampaikan beberpa point sinergi dan kesamaan dengan agenda besar LDII.
"Pertama, visi Riau Bermarwah diantaranya adalah optimalisasi peran BLK melahirkan tenaga kerja handal berbasis skill dan profesional, dalam rangka mendukung kebutuhan dunia usaha yang berkomitmen menyerap 60% tenaga kerja lokal, bukan lagi pekerja kasar melainkan pekerja skill yang berdaya saing," paparnya.
"Yang kedua kami juga berkomitmen mewujudkan manususia religius dengan mendukung lembaga-lembaga pendidikan agama baik formal maupun non formal dari sisi fasilitas dan anggaran yang setara dengan lembaga pendidikan umum," jelasnya.
Lanjutnya, kurikulum sekolah umum didorong untuk mengajarkan lebih banyak pelajaran agama agar nilai agama terinternalisasi secara kuat kepada generasi muda.
Lebih lanjut Cagubri nomor urut 1 ini bertekad mewujudkan Riau lebih maju dimasa mendatang, pertumbuhan ekonomi digenjot minimal 7% tumbuh, caranya investasi harus tumbuh, terutama mendorong tumbuhnya kegiatan usaha hilirasasi sumberdaya.
Wahid juga mengatakan akan melibatkan para mubaligh sebagai ujung tombak pemerintah dalam mengedukasi masyarakat. "Secara kelembagaan LDII akan dilibatkan menyiapkan para kader mubalighnya untuk terlibat aktif dalam program tersebut," tabdasnya.
Hal ini senada dengan 8 point klaster kontributif yang dipaparkan dalam sambutan Ketua DPW LDII Riau Dr. Imam Suprayogi ST MT.
"LDII berfokus pada 8 klaster kontribusi LDII untuk kemajuan bangsa, terutama di riau, tidak hanya bidang utama dakwah LDII melainkan terlibat mendorong disektor lainnya," jelasnya.
Adapun 8 klaster tersebut diantaranya bidang kebangsaan, bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, energi, bidang ekonomi, teknologi digital dan terakhir ketahanan pangan.***