Pelalawan - Komisi lll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pelalawan memanggil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait tindak lanjut kasus ikan mati di Sungai Kampar Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Selasa (25/11/2025).
Rapat dengar pendapat digelar di ruang komisi dipimpin Ketua Komisi II H Saniman SE didampingi H Zakri dan Efrizon SH M.Kn. Dihadiri Kepala DLH Eko Novitra bersama beberapa kepala bidang dan stafnya. Dalam pertemuan itu, Komisi lll mempertanyakan progres penanganan ratusan ikan mati mendadak di Sungai Kampar Desa Sering.
Pasalnya, masyarakat menunggu hasil penyelidikan DLH yang telah turun ke lokasi setelah mendapat laporan ikan mati pada 14 November lalu. Bahkan Komisi lll DPRD Pelalawan juga turun melihat kondisi ratusan ikan yang mengambang di air.
Berbagai asumsi penyebab ikan mati muncul di tengah warga mulai dari pencemaran sungai, dugaan pembuangan limbah dari perusahaan, hingga adanya unsur kesengajaan dari oknum-oknum tak bertanggungjawab.
"Hasilnya, kita masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan DLH. Sampai sekarang belum keluar," ungkap Ketua Komisi lll DPRD Pelalawan, H Saniman, Selasa (25/11/2025).
Ia mengungkapkan, tim DLH Pelalawan telah mengambil sampel air dari Sungai Kampar tepat di areal ratusan ikan mati. Sampel air lansung di bawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan secara rinci.
Proses pemeriksaan berlangsung sekitar dua pekan sampai satu bulan lamanya. Kemudian pihak laboratorium akan mengeluarkan hasilnya. Dari data itu akan diketahui penyebab ikan mati mendadak dua pekan lalu.
"Jadi kita meminta masyarakat bersabar. Kita sama-sama menunggu hasilnya. Jika sudah keluar, langsung disampaikan," kata Saniman.
Anggota Komisi lll Efrizon menyampaikan, dalam waktu dekat pihaknya juga akan memanggil pihak perusahaan yang ada di sepanjang aliran Sungai Kampar yang ditemukan ikan mati mendadak. Diantaranya PT RAPP, PT Indosawit, PT Adei Plantation and Industry, PT APR, dan PT Arara Abadi.
"Kita jadwalkan pemanggilan mereka untuk hearing lagi masalah ini. Kita fokus dan komitmen menuntaskan ini," beber politisi Partai Amanat Nasional ini.
Tim DLH Pelalawan telah turun ke lokasi beberapa waktu lalu setelah menerima laporan dari masyarakat adanya ratusan ekor ikan mati mendadak di Sungai Kampar Desa Sering. Pihaknya ingin memeriksa dan menyelidiki penyebab utama ikan berbagai jenis yang mengambang di air.
"Sampai sekarang kami belum bisa menyimpulkan apa penyebabnya. Kita tak ingin berasumsi sebelum hasil uji laboratorium keluar," sebut Kepala DLH Pelalawan, Eko Novitra.
Eko Novitra menyebutkan, tim DLH yang turun pekan lalu mengambil 8 sampel air di titik yang berbeda. Enam titik diantaranya dari permukaan air dan dua titik lagi dari pembuangan atau outlet drainase milik perusahaan terdekat. Sampel air dari outlet PT RAPP dan APR, termasuk di dekat outlet PT Adei dan PT IIS.
"Sampel langsung dikirimkan ke laboratorium milik PT Mutu Agung di Pekanbaru," ujar Eko Novitra.
Hasil pemeriksaan sampel itu akan dirilis paling cepat dua pekan dan paling lambat satu bulan. Saat ini sudah berjalan satu pekan dan belum ada pemberitahuan hasil uji laboratorium telah keluar.
"Kami meminta masyarakat Desa Sering bersabar menunggu hasilnya. Dari situ akan diketahui kandungan air Sungai Kampar dan dikorelasikan dengan penyebab kematian ikan itu," katanya.
DLH Pelalawan meminta masyarakat agar tidak berasumsi seputar kasus ikan mati tersebut sebelum ada hasil resmi dari laboratorium. Pihaknya juga meminta maaf apabila ada pernyataan dari petugas DLH yang menyebabkan kegaduhan di tengah warga.***(Adv)

