Pencarian

Bupati Pelalawan Siapkan Strategi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di TPA Kemang

Pelalawan - Bupati Pelalawan, H Zukri mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hanif Faisol Nurofiq mengunjungi lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, baru ini.

Kunjungan ini menjadi tonggak penting dalam upaya peningkatan tata kelola sampah di Kabupaten Pelalawan yang lebih berkelanjutan, partisipatif, dan modern.

Bupati Zukri mengungkapkan adanya berbagai tantangan yang dihadapi daerahnya, termasuk infrastruktur menuju TPA Desa Kemang yang rusak dan kerap terendam banjir. 

"Jalan menuju TPA Desa Kemang telah beberapa tahun terendam banjir setiap musim hujan, menyebabkan truk sampah tidak bisa melintas dan pengiriman sampah terganggu hingga berminggu-minggu. Hal ini memperburuk kondisi pengelolaan sampah di hilir," katanya.

Sambung Bupati Zukri, Pemerintah Kabupaten Pelalawan telah menyiapkan langkah strategis jangka panjang atas kondisi tersebut.

"Kami sedang menyiapkan konsep environmental social sustainability yang mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Tujuannya yakni mengurangi beban TPA, meningkatkan daur ulang, dan menuju Pelalawan bebas sampah," paparnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan pihak swasta dan berharap dukungan penuh dari pemerintah pusat untuk penguatan sistem. Politisi PDIP ini juga meminta dukungan Kementrian LHK dan Komisi XII DPR RI untuk mensupport pengelolaan sampah di Kabupaten Pelalawan. 

Menteri LHK Hanif Faisol Nurofiq dalam arahannya menegaskan bahwa pengelolaan TPA merupakan tanggung jawab penuh setiap kepala daerah. Menurutnya penanganan sampah seluruh daerah harus menjadi perhatian yang serius. 

"Kalau pengelolaan sampah menimbulkan pencemaran dan konflik sosial, maka sesuai amanat undang-undang ada konsekuensi hukum dan administratif yang melekat. Ini harus jadi perhatian serius," tegasnya.

Lebih lanjut, Menteri LHK menekankan pentingnya membangun sistem yang menyeluruh. "Kita tidak bisa lagi mengelola sampah dengan pendekatan darurat. Harus ada transformasi dari hulu ke hilir, mulai dari pengurangan, pemilahan, hingga daur ulang," ujarnya. 

Sebagai bentuk komitmen konkret, Kementerian LHK akan mengirimkan dua tenaga ahli untuk mendampingi Kabupaten Pelalawan dalam mengelola bank sampah.

"Kami akan bantu merancang sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien, termasuk pengembangan bank sampah, skema insentif, dan pelibatan komunitas," pungkasnya.

Pengelolaan Sampah Terintegrasi dan Ramah Lingkungan

Bupati Pelalawan, H Zukri berkunjung ke Taman Safari Bogor dalam rangka melihat sekaligus mempelajari secara langsung sistem pengelolaan sampah yang diterapkan di kawasan wisata konservasi tersebut, baru ini.

Bupati Zukri didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pelalawan, Eko Novitra dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Budi Surlani.

Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan memperkuat strategi pengelolaan sampah berbasis ramah lingkungan dan mendukung program kabupaten menuju kawasan yang bersih dan lestari. 

Rombongan Bupati Pelalawan disambut oleh pengelola dan diajak meninjau langsung fasilitas pengelolaan sampah terpadu yang mengusung konsep Integrated Waste Management (IWM).

Sistem IWM yang diterapkan di Taman Safari mencakup pemilahan sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya, pengolahan sampah organik menjadi kompos, serta pemanfaatan kotoran hewan dijadikan produk kreatif bernilai ekonomis, seperti Poo Paper atau kertas daur ulang dari limbah hewan.

Bupati Zukri kagum dengan sistem yang diterapkan dan menyatakan pendekatan seperti ini relevan diadopsi di kawasan wisata maupun fasilitas publik di Kabupaten Pelalawan. Sistem IWM bisa jadi model pengelolaan sampah di Pelalawan.

"Kami melihat langsung bagaimana pengelolaan sampah di Taman Safari Bogor dilakukan secara terintegrasi dan ramah lingkungan. Ini menjadi referensi penting bagi Pelalawan untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang modern, edukatif, dan berkelanjutan," ujarnya.

Melalui kunjungan ini, Pemerintah Kabupaten Pelalawan berharap dapat mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi dan edukatif bagi masyarakat.

Lirik Teknologi Pengolaan Sampah

Sebelumnya, Wakil Bupati Pelalawan, H Husni Thamrin menerima kunjungan  PT. Bazaar Karya Utama (BKU) di Kantor Bupati Pelalawan.

Pertemuan dilakukan untuk membahas solusi terkait persoalan sampah di Kabupaten Pelalawan. Pertemuan dihadiri sejumlah pejabat, termasuk Kadis PU, Kominfo, BPKAD, DLH dan Perizinan.

Dalam pertemuan ini, PT. BKU memperkenalkan teknologi pengolahan sampah berbasis Mechanical Biological Treatment (MBT) yang dapat menghasilkan RDF (Refuse Derived Fuel), yakni bahan bakar yang berasal dari pengolahan sampah. 

RDF ini diharapkan dapat menjadi solusi inovatif bagi permasalahan sampah, sekaligus memberikan nilai tambah berupa bahan bakar yang dapat dimanfaatkan.

Wakil Bupati Pelalawan menyambut baik kehadiran PT. BKU dan menyampaikan rasa terima kasih atas solusi yang ditawarkan.

"Kami mengapresiasi solusi ini, karena teknologi RDF tidak hanya membantu mengatasi masalah sampah, tetapi juga memberikan manfaat energi tambahan yang sangat dibutuhkan. Meski anggaran Pemkab terbatas, kami terbuka menjajaki potensi yang ditawarkan," ujar Husni Tamrin.

Perwakilan PT. BKU, Sutiyono menjelaskan teknologi MBT yang mereka tawarkan telah sukses diterapkan di beberapa wilayah lain seperti Banyumas dan Serang.

Teknologi ini mampu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan menghasilkan produk sampingan berupa pelet yang dapat menggantikan gas elpiji sebagai bahan bakar kompor biomassa yang ramah lingkungan.

"Selain mengurangi beban TPA, RDF ini juga memiliki nilai ekonomis. Pelet yang dihasilkan bisa digunakan sebagai bahan bakar, sementara residunya masih bisa dikelola menjadi produk bernilai ekonomis lainnya," jelas Sutiyono.

Dalam diskusi Kepala DLH Pelalawan, Eko Novitra menyampaikan Kabupaten Pelalawan, khususnya Pangkalan Kerinci menghadapi masalah serius terkait sampah, dengan jumlah sampah mencapai 50-60 ton per hari. 

Eko tertarik dengan teknologi yang ditawarkan, namun mengingat kondisi anggaran daerah saat ini, pengadaan teknologi tersebut memerlukan dukungan dana dari pusat. 

"Jika teknologi ini bisa diterapkan, kami yakin dapat memperpanjang umur sanitary landfill yang sudah mencapai 70 cm, sekaligus memberikan pendapatan tambahan dari hasil penjualan RDF," tambahnya.

Wakil Bupati Pelalawan berharap pemerintah pusat dapat memberikan dukungan dana untuk mendukung pengelolaan sampah di Kabupaten Pelalawan. 

"Kami memohon dukungan dari pusat, karena dengan anggaran yang ada sekarang, sangat sulit untuk merealisasikan proyek ini," tandasnya.***

Penulis: Farikhin